Selasa, 13 September 2011

Kau sangat beruntung Kekasihku

Sejak awal menikah di usiaku yang ke-21 tahun, aku sudah begitu sering mendengar perkataan ini. "Cucuku sayang, kau sangat beruntung mendapatkan suamimu. Secara garis keturunan, sangat sulit bagimu untuk mendapatkan pasangan. Perhitungan jawa dan keturunan tidak berpihak padamu."

Aku.. yang selama 21 tahun hidupku belajar keras. Masuk sekolah terbaik demi biaya rendah (bukan gengsi he he he). Yang selama 21 tahun hidupku terlibat di begitu banyak kegiatan kesiswaaan, kemahasiswaan, kekarangtarunaan, pengajian, apa pun itu. Aku yang perlahan melihat diriku secara positif, merasa aku cukup pintar dan berharga tapi bahkan orang terdekatku pun berkata, "Aku sangat beruntung mendapatkan lelaki yang bersedia menjadi suamiku itu."

Kehidupan pernikahan kami disertai perjuangan luar biasa. Aku berusaha bertahan, menjaga kuat kehormatan suami, mengelola rumah tangga dan mendidik kedua anakku dengan segala daya upaya. Saat aku merasa bangga pada diriku, merasa bahagia dengan pencapaianku, seluruh keluarga suamiku berkata.. "Anakku, kau sangat beruntung memiliki suami seperti dia. Meski makin tampan oleh kesuksesan, semakin bersinar oleh kemapaman, dia tetap berada di sisimu. Kamu yang makin terpuruk dalam kegemukan, tenggelam dalam peranmu sebagai ibu rumah tangga. Kamu yang lupa berdandan bak remaja, mematut bak peragawati."

Setelah aku bercerai dan berjuang keras mengembalikan harga diriku yang terkoyak. Berjuang keras menggantikan waktu yang terbuang selama aku di dalam pernikahan. Lalu cinta mengetuk pintuku.. Aku begitu bahagia. Lengkap sekali penemuanku, aku menemukan bahagiaku dalam pekerjaan, dalam pergaulan, dalam peranku sebagai ibu dan kini sekali lagi, Allah menunjukkanku jalan menuju pernikahan. Lalu belahan jiwaku itu berkata, "Kekasihku, kau sangat beruntung mendapatkan cintaku. Begitu banyak wanita berusaha mengejarku. Tapi entah mengapa, hatiku memilih dirimu. Lihatlah mereka semua, yang jauh lebih berhasil darimu, yang berada di strata sosial lebih tinggi darimu. Di antara semua keindahan itu, aku memilihmu. tapi perhatikan langkahmu, kekasihku. karena perilakumu yang akan membawaku pergi meninggalkanmu."

Astaga :(

Aku Anastasia Rima Hendrarini. Aku ibu dua anak, Raka Ibrahim Anshafarie dan Sulaiman Deli Ramadhanie. Dengan cintaku dan pengabdianku, kubesarkan dan kudidik kedua belahan jiwaku ini. Pada keduanya tampak pemahamanku tentang cinta dan kasih sayang. Pada mereka kau akan melihat definisi pengabdian. Aku perempuan pintar dengan karier dan karya yang dihargai manusia di negaraku. Aku perempuan mandiri dengan kehidupan yang berhasil kugenggam sendiri. Dalam mandiriku, aku menjadi payung dan selimut bagi orang-orang di sekitarku. Aku tahu apa itu cinta. Aku tahu bagaimana mencintai dengan tulus. Dan kau beruntung mendapatkanku..

Kau beruntung aku mencintaimu..

4 komentar:

  1. Siiip...dua calon lelaki sejati penjaga Mama itu pasti beruntung memiliki cintamu, Fle...RakaDeli

    BalasHapus
  2. Thanks... Aku juga beruntung diberi kesempatan menjadi ibu mereka..

    BalasHapus